Selasa, 16 Oktober 2012

"Blogger dan Pewarta Warga" Sikap Arogansi Oknum Militer AU Indonesia pada rakyatnya


Kita sangat menyesalkan kejadian menimpa para insan pers yang sedang melakukan tugas peliputan di tempat kejadian jatuhnya Pesawat Hawk 200 di sekitar pemukiman warga RT 03, RW 03, Dusun 03, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. 
Setelah peristiwa terjadi, area langsung tertutup bagi masyarakat dan dijaga ketat personel TNI. Saat berusaha meliput kejadian ini, personel TNI kemudian melakukan penganiayaan dengan memukul dan merampas kamera milik wartawan. Setidaknya ada lima wartawan dan dua warga sipil yang dianiaya anggota TNI AU. 
Penganiayaan terhadap kelima wartawan itu berupa pemukulan, perampasan alat-alat kerja bahkan ada wartawan yang diinjak-injak dan dicekik.
Apa pun alasannya, perilaku arogan dan tindak kekerasan tidak boleh dibiarkan dan POM TNI AU harus mengusut dan memproses kasus ini. Kekerasan atas nama apa pun tidak dibenarkan. Tugas wartawan adalah menyampaikan hak publik untuk mengetahui yang telah diatur undang-undang, sehingga siapa pun tidak boleh menghalang-halangi wartawan dalam peliputannya, apalagi melakukan penganiayaan. Tindakan yang dilakukan oknum itu merupakan tindakan yang arogan dan tidak profesional. 
Semangat profesionalisme di tubuh TNI yang sedang dibangun jangan sampai rusak dengan timbulnya persepsi bahwa TNI sengaja melindungi dan membiarkan tindakan pelanggaran yang dilakukan oknumnya.
Ironis, bila ada sejumlah oknum tentara yang dibiayai Rakyat justru melakukan kekerasan terhadap rakyatnya.

Tidak ada komentar: